Selasa, 15 Maret 2011

Perhitungan Tenaga Keperawatan

Faktor - faktor yang mempengaruhi kebutuhan tenaga keperawatan :

  1. Faktor klien. 
  • Tingkat kompleksitas perawatan seperti di ICU, IGD
  • Kondisi pasien sesuai dengan jenis penyakit dan usianya
  • Jumlah pasien dan fluktuasinya
  • Keadaan sosial ekonomi
  • Harapan pasien dan keluarganya 
     2.  Faktor tenaga.
  • Jumlah dan komposisi tenaga keperawatan
  • Kebijakan pengaturan dinas
  • Uraian tugas perawat
  • Kebijakan personalia
  • Tingkat pendidikan dan pengalaman kerja
  • Tenaga perawat spesialis
  • Sikap etis para profesiona
     3.  Faktor lingkungan
  • Tipe dan lokasi rumah sakit
  • Lay out ruang keperawatan
  • Fasilitas dan jenis pelayanan yang diberikan
  • Kelengkapan peralatan medik / diagnostik
  • Pelayanan penunjang dari instansi lain, contoh PMI
  • Macam kegiatan yang dilaksanakan : penyuluhan, kunjungan rumah
     4.  Faktor Organisasi
  • Mutu pelayanan yang ditetapkan
  • Kebijakan pembinaan dan pengembangan
Rumusan Perhitungan :
  1. Peraturan Men.Kes.R.I. No.262/Men.Kes./Per/VII/1979 menetapkan bahwa perbandingan jumlah tempat tidur rumah sakit dibanding dengan jumlah perawat adalah sebagai berikut. Rumah sakit tipe A dan B perbandingan minimal jumlah  TT : Jumlah perawat = 3-4 TT : 2 perawat.
  2. Jumlah tenaga keperawatan : pasien = 5 : 9 tiap shift, dengan ketentuan dinas dalam 24 jam dibagi 3 shift. Ada1 tim pengganti (aflos) . Hari kerja efektif / 225 - 260 hari, libur mingguan 52 hari, cuti tahunan 12 hari, hari besar 10 hari, sakit/ ijin 12 cuti hamil rata-rata 29 hari.
Menghitung Jumlah Perawat pertahun.

Jika diasumsikan :
  •  Jumlah jam kerja perawat / hari = 8 jam ( 3 shift dalam 24 jam )
  •  Jumlah hari kerja dalam setahun 301 hari 265-(52 hari libur + 12 cuti tahunan)
  •  Jumlah jam keperawatan setiap pasien dalam sehari = 3,5 jam ( jam rata - rata kebutuhan perawatan    setiap pasien dalam 24 jam bagi pasien bedah menurut depkes Philipina 1984)
  • Rata - rata pasien dalam satu hari = BOR X TT , BOR = Jumlah hari perawatan/jlh TTx365hrX100%
Jumlah perawat yang dibutuhkan adalah :

Jlh jam kep. yg dibutuhkan/hr X Rata-rata jlh pasien/hr X Jlh hr/thn 
(Jlh hr/thn - Hr libur tiap perawat/thn) X Jlh jam kerja tiap perawat/hr
= Jlh jam kep yg dibutuhkan/thn
   Jlh jam kep.yg diberikan perawat/thn.





Senin, 14 Maret 2011

Kepemimpinan Di Rumah Sakit

Kebutuhan kepemimpinan saat ini jauh lebih besar daripada masa lalu, karena organisasi saat ini sangat rumit dan menghadapi berbagai tantangan yang sangat kuat baik dari tekanan internal maupun eksternal organisasi. Kepemimpinan merupakan suatu sumber daya sosial utama dan sangat penting.

Banyak orang mengira bahwa kepemimpinan di rumah sakit hanya bisa terpusat pada direktur rumah sakit. Padahal sebenarnya kepemimpinan harus ada disetiap orang yang memimpin unit baik pada jalur struktural maupu jalur fungsional, atau disetiap lini di rumah sakit.

Kita sadar bahwa kepemimpinan direktur rumah sakit akan memiliki pengaruh yang cukup besar, karena sifat masyarakat kita yang masih menganut paternalistik. Pimpinan puncak harus seperti apa yang dibayangkan oleh para karyawannya.

Berkaitan dengan hal tersebut maka pemimpin puncak harus berani melakukan perubahan mendasar untuk secara aktif menciptakan pemimpin-pemimpin pada tingkat menengah dan bawah. Sebagai gambaran, diperlukan pemimpin klinis dikalangan dokter dan pemimpin-pemimpin lain pada tingkatan yang berbeda diseluruh unit organisasi rumah sakit.

Tugas kepemimpinan seorang direktur rumah sakit yang utama adalah memberikan pembelajaran terhadap para pemimpin lainnya untuk berubah dan bertindak strategis. Menciptakan budaya organisasi yang kondusif, saling mendukung satu sama lain, saling menguatkan yang akan membangkitkan energi organisasi dalam menghadapi persaingan bebas.

Kepemimpinan identik dengan mempengaruhi orang lain agar bersedia menjalankan tugasnya sesuai dengan tujuan organisasi. Karena sifatnya mempengaruhi orang lain yang juga memiliki hasrat yang sama untuk mempengaruhi orang lain, maka masalahnya tertumpu kepada bagaimana memberi pemahaman yang tepat agar orang yang dipimpin memahami betul siapa dirinya, dimana posisinya, apa peranannya, apa visinya, apa tujuannya, bagaimana cara kerjanya, apa standar dan targetnya, dan akhirnya apa yang akan didapat oleh mereka.

Sangat banyak keluhan para direktur rumah sakit bahwa mereka kesulitan menghadapi para dokter yang arogan, tidak disiplin terhadap prosedur, tidak disiplin waktu, atau tidak mau mengisi status pasien. Keluhan ini sebenarnya akibat dari kurangnya pemahaman semua pihak di internal rumah sakit.

Inti kepemimpinan di rumah sakit adalah kemampuan mengendalikan emosi dengan arif. Bagaimana kita mampu bertahan dalam kondisi seburuk apapun, kita harus tetap tenang dalam menghadapi berbagai cercaan yang terselubung, pencemoohan bahkan penghinaan. Namun itulah resiko yang harus kita pikul karena kita pemimpin.